Irbid — Kuliah merupakan jenjang pendidikan tertinggi yang banyak diminati oleh para pelajar. Banyak dari mereka yang memilih untuk merantau ke luar negeri untuk mencari pengalaman serta tantangan baru, terutama dalam dunia akademik. Seperti pepatah Imam Syafi’i yang terkenal di kalangan anak muda: “Merantaulah, orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).”
Salah satu tujuan utama mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke Timur Tengah adalah Universitas Yarmouk di Yordania. Universitas ini tidak hanya terkenal sebagai salah satu yang terbesar di Yordania, tetapi juga sebagai universitas dengan jumlah mahasiswa Indonesia terbanyak di negara tersebut, yang terletak di kota Irbid.
Mahasiswa Baru Tiba di Yordania
Pada Kamis, 31 Agustus 2024, kloter pertama mahasiswa baru Indonesia tiba di Yordania. Disusul dengan kloter-kloter berikutnya: kloter kedua (17–19 September 2024), kloter ketiga (21–22 September 2024), dan kloter keempat (23–25 September 2024). Secara keseluruhan, terdapat 99 mahasiswa baru yang tiba di Irbid pada tahun ajaran 2024/2025. Para mahasiswa ini dijemput oleh pihak Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia di Yordania (HPMI Yordania) di Bandara Queen Alia, Amman, dan kemudian diantar ke berbagai tujuan seperti Amman, Irbid, dan Mu’tah.
Setibanya di Yordania, tampak jelas antusiasme para mahasiswa baru. Kedatangan mereka bukan hanya sebagai awal dari perjalanan akademik di luar negeri, tetapi juga sebagai tantangan baru yang harus dihadapi dalam menjalani kuliah di Yordania.
Ujian Lughoh Menjadi Persyaratan Pra Kuliah
Universitas Yarmouk membuka pendaftaran secara daring untuk mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025. Pendaftaran ini terbuka untuk mahasiswa internasional dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, China, dan Thailand. Sebagian besar mahasiswa Indonesia memilih fakultas Syariah dan fakultas Sastra sebagai pilihan utama mereka.
Salah satu persyaratan utama untuk masuk ke Universitas Yarmouk adalah mengikuti Tes Bahasa Arab, yang dilaksanakan secara daring maupun tatap muka. Tes ini mencakup beberapa tahap, antara lain ujian CBT (Computer-Based Test) yang meliputi Nahwu dan Shorof, ujian tulis berupa Insya’i, serta ujian lisan berupa wawancara.
Sebelum menghadapi tes Lughoh (Bahasa), Kementerian Pendidikan HPMI Yordania telah menyiapkan berbagai kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa baru. Dua kali seminggu, mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar bersama, membahas soal-soal Istima’ (mendengarkan), Muhadatsah (berbicara), dan Mufrodat (kosakata Bahasa Arab). Selain itu, diadakan juga acara briefing tentang tes Markaz Lughoh yang dipandu oleh Kak Jihan Amalia, seorang mentor yang berpengalaman.
Untuk lulus tes, mahasiswa diharuskan memperoleh nilai minimal 60 dari 100. Bagi yang tidak mencapai nilai ini, mereka diwajibkan mengikuti pembelajaran di Markaz Lughoh selama satu semester penuh. Namun, bagi mahasiswa yang lulus dengan nilai di atas 60, mereka dapat langsung mengikuti kuliah di fakultas masing-masing.
Pada tes yang diikuti oleh 99 mahasiswa ini, tingkat kelulusan mencapai 41%, dengan 41 mahasiswa yang berhasil lulus dan bisa melanjutkan kuliah tanpa harus mengikuti pembelajaran tambahan di Markaz Lughoh. Meski persentase kelulusan tidak mencapai setengahnya, semangat mahasiswa baru tetap tinggi. Mereka tidak merasa putus asa dan menjadikan hasil tes sebagai motivasi untuk belajar lebih giat lagi ke depannya.
Peran HPMI Yordania dalam Membimbing Mahasiswa Baru
Keberhasilan ini tidak terlepas dari usaha dan dukungan banyak pihak, terutama dari para senior dan anggota HPMI yang telah memberikan bimbingan serta bantuan selama proses persiapan ujian. Dengan semangat kebersamaan dan gotong-royong, para mahasiswa baru dapat beradaptasi dan menjalani kehidupan akademik mereka di Yordania dengan lebih baik.
Semoga para mahasiswa Indonesia yang baru tiba ini dapat terus berkembang, belajar dengan tekun, dan mencapai kesuksesan dalam pendidikan mereka. Ingat, dalam dunia pendidikan tidak ada kata lelah dan tidak ada kata gagal. Semua adalah bagian dari proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Kontributor: Ayyusha Fitra Aqilia
Editor: Khaerul Umam
Akun Resmi HPMI Yordania, dikelola oleh Kementerian Komunikasi & Informasi