Ma’rodh merupakan agenda tahunan yang diadakan pihak kampus berupa festival pameran budaya dari berbagai manca negara. Tujuan kampus menyelenggarakan ma’rodh ini ialah sebagai wadah bagi pelajar untuk saling memperkenalkan budaya atau adat istiadat negara asal mereka.
Sebanyak 16 negara terdaftar dalam pameran tahun ini. Negara tersebut ialah Arab Saudi, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Suriah, Bahrain, Irak, Mesir, China, Tunisia, Oman, Kuwait, Senegal, Palestina dan Yordania.
Ma’rodh tahun ini diselenggarakan selama 2 hari dari tanggal 26-27 Mei. Meskipun hanya 2 hari, Ma’rodh 2025 menciptakan kesan istimewa dan lebih meriah dibandingkan Ma’rodh tahun-tahun sebelumnya.
“Kekompakan panitia yang masya Allah banget menjadikan Ma’rodh pada tahun ini lebih meriah,” ungkap salah satu mashasiswa Indonesia, Daniel Fadl Ibrahim.
Acara dibuka dengan pemotongan pita oleh Prof. Dr. Islam Masad selaku rektor Yarmouk University pada pukul 12 siang. Usai pemotongan pita, mahasiswa lokal maupun mahasiswa asing langsung berbondong-bondong memasuki kawasan ma’rodh.
”Terakhir kali ma’rodh diadakan 2 tahun yang lalu. Karena tahun sebelumnya ma’rodh ditiadakan, jadi sewaktu pembukaan pukul 12 siang, pengunjung langsung membeludak baik itu mahasiswa lokal ataupun mahasiswa asing,” kata Hud Nur Abdullah, ketua pelaksana ma’rodh 2025 (Indonesia).
Selama acara berlangsung, pengunjung dapat menikmati bermacam-macam pameran, mulai dari mengambil foto, mengenakan pakaian tradisional, memainkan permainan tradisonal, hingga mencicipi citra rasa makanan khas dari tiap negara.
Para Pelajar dari Indonesia memamerkan aneka ragam budaya khas nusantara. Mulai dari kuliner seperti onde-onde, lumpia, es kuwut, es buah, bolu pisang dan berbagai warisan budaya lainnya seperti wayang, angklung dan congklak.
Sambil memperkenalkan, penjaga stand dari tiap meja pameran mengenakan pakaian khas nusantara, sehingga membuat suasana pameran Indonesia semakin menarik.
Pakaian adat seperti songket dan batik bukan hanya jadi pajangan semata. Di sana, pengunjung diajak berfoto sambil mengenakan songket ataupun batik lengkap dengan aksesorisnya.
Selain itu, terdapat juga pertunjukan pencak silat dan tari-tari tradisional serta live music yang melantunkan lagu-lagu asal Indonesia di setiap harinya.
Gubernur daerah Irbid, Muhammad Zein Maulana berharap Negara Indonesia beserta ciri khas budayanya bisa dipandang baik oleh dunia dalam kesempatan yang luar biasa ini.
“Harapan saya dengan Indonesia memperkenalkan budaya kita, semoga Indonesia makin terlihat di kancah dunia dan teruntuk kita mahasiswa Indonesia bisa lebih mengenal budaya-budaya asing serta menoleransi akan hal itu,” ujarnya.
Semarak Stand Indonesia dalam Ma’rodh 2025
Pada hari pertama, pameran ini dihadiri langsung oleh staf Kedutaan Besar Republik Indonesia, Alfan Amiruddin. Setiba di pameran Indonesia, ia disambut dengan tarian khas Minangkabau yaitu tari randai, dan dilanjut dengan sesi pemotongan nasi tumpeng oleh Pak Alfan Amiruddin.
Bukan tari randai saja yang dipamerkan pada hari itu, ada juga pertunjukan tradisional asal Ponogoro, yakni tari reog. Tarian dengan penggunaan topeng yang unik ini mampu menjadi daya tarik ditengah ramainya pameran.
Saking meriahnya, Persembahan ini sangat mengundang atensi sampai kawasan pameran Indonesia penuh oleh pengunjung yang antusias menonton penampilan tari tersebut.
Hari pertama ditutup dengan flashmob oleh pelajar yang sudah tampil beserta sebagian panitia acara, kemudian diikuti mahasiswa lokal yang turut meramaikan dengan mengikuti gerakan flashmob.
Di hari kedua, pameran Indonesia juga tidak kalah meriah dibandingkan hari pertamanya. Di hari tersebut, sebagian dosen Yarmouk University mulai ramai mengunjungi kawasan pameran Indonesia dan mereka semua tampak gembira melihat beragam budaya khas Nusantara. Kalau di hari pertama tari reog yang menjadi sorotan, di hari kedua, penampilan tari saman dan pencak silatlah yang menjadi pusat sorotan.
Salah satu penampilan yang sangat memukau penonton adalah tari saman yang dibawakan oleh mahasiswi dari Indonesia. Berbeda dengan penampilan lainnya, tari saman ditampilkan duduk berbaris rapat dalam posisi berlutut, dengan gerakan tangan, tubuh, dan kepala secara serempak. Akibat ramainya pengunjung yang menonton tari ini, sampai-sampai menghalangi pengunjung lain yang hendak lewat.
Kontributor: Muhammad Jihadul Azzam
Editor: Faras Azryllah

Akun Resmi HPMI Yordania, dikelola oleh Kementerian Komunikasi & Informasi