Lebih dari Sekadar Pakaian: Kebanggaan di Balik Kaos Band

Dari era 90-an, awal tahun 2000 sampai sekarang, merch band atau yang lebih dikenal kaos band selalu ada di setiap masa. Selalu ada meski semangat zaman berganti, selalu ada saat trend fashion berubah.

Walau kaos band tak selalu ada di puncak trend fashion, tapi kaos band selalu ada di setiap masa. Lalu, sebenarnya apa yang membuat kaos band selalu ada yang memakai dan membelinya?

Saya akan mengulas dengan singkat, biar nggak cuma saya, tapi pembaca juga tertarik memakai kaos band. Hehe.

Bentuk identitas, statement & sikap

Terkadang kaos band bukan hanya sekadar pakaian, alat bergaya, atau alat untuk menutup aurat saja. Tapi juga secara tidak langsung untuk mengungkapkan bahwa ini selera musik yang didengar atau sikap mengamini isme-isme yang disampaikan dalam lirik-lirik lagu musisi atau band tersebut.

Hal ini juga pernah diungkapkan oleh Arian Arifin atau yang lebih dikenal Arian Seringai, Arian pernah mengatakan di sebuah wawancara, bahwa kaos band bukan hanya untuk menunjukkan musik yang didengar saja, terkadang menjadi sarana untuk menunjukkan gagasan tentang sikap yang dipilih bahkan menunjukkan perlawanan.

“Kaos band bukan cuma simbol band favorit, tapi juga representasi sikap, selera, bahkan perlawanan,” ujar pria yang sering disapa Arian13 tersebut.

Pernyataan ini cukup mempresentasikan, menurut saya. Contoh sederhananya adalah orang-orang yang menyukai grup hip-hop Homicide, group band Efek Rumah Kaca, atau .Feast. Kecil kemungkinan penikmat karya mereka sejalan dengan rezim pemerintahan yang sedang berkuasa, karena pesan yang dibawa di dalam lirik-lirik lagu mereka banyak mengkritisi sistem dan ketimpangan sosial.

Ya walaupun tetap sah-sah saja jika memilih sikap yang berlawanan dan tetap mendengarkan juga memakai kaos band mereka. Seperti memakan kunafa dengan nasi. ya sah-sah saja, tapi janggal, menurut saya. Heuheuehu.

Nilai historis dan emosional

Yang membuat kaos band masih tetap bertahan di era gempuran trend fashion lainnya adalah karena terkadang ada nilai historis di dalamnya.

Entah karena momen dibelinya saat menonton festival, konser, atau tur musisi tersebut, dan dijual terbatas yang menjadikan sulit untuk didapatkan.

Lalu bertahun-tahun kemudian, kita kenal dengan istilah kaos band vintage, yang menjadi salah satu investasi dengan harga tak masuk akal.

Bagi sebagian orang, kaos band ada hubungan emosional yang melekat dengan karya yang disajikan si musisi. Seperti teman saya, Bramanta, mahasiswa di University of Jordan.

Dia membeli kaos Hindia karena menyukai karya juga makna di dalam lagunya, dan ada beberapa hal yang membuatnya relate. Ditambah juga susahnya membeli merch Hindia karena cepat sold out.

“Kalau Hindia emang gue ikutin banget dari dulu karena enak dan suka aja sama makna-makna dari lagunya, dan pasti ada beberapa yang relate sih. Tapi merch dia itu sold out-nya secepat kilat kan,” katanya saat saya tanya.

Atau karena proses perjuangan menabungnya, seperti saya. Karena menurut saya, mahasiswa yang uang kirimannya terbatas, kaos band adalah barang mewah. Jadi tidak bisa langsung beli begitu saja, harus sedikit menyisihkan uang bulanan atau cari sampingan.

Hal-hal ini : momen membelinya, barang yang terbatas, sarat makna, dan perjuangan menabungnya  yang menurut saya membuat kaos band selalu ada di setiap gempuran era. Dan saat memakai kaos band, ada rasa kebanggaan tersendiri.

Bentuk support terhadap musisi

Membeli kaos band atau rilisan fisik lainnya juga adalah salah satu cara mendukung dan membantu si musisi untuk terus berkarya.

Membeli merch, baik itu kaos, kaset, atau CD, adalah bentuk apresiasi dari penikmat karya terhadap pembuat karya, Juga sebagai sarana membantu promosi secara tidak langsung terhadap si musisi atau band.

Kesimpulan yang kita dapat ialah bahwa kaos band bukan hanya pakaian, tapi identitas, sikap, dan cara mengamini gagasan juga isme-isme yang dibawa dalam karya.

Kadang juga menyimpan cerita dari setiap fase dan momen. Kadang juga jadi alat investasi masa depan. Membelinya serta memakainya menjadi cara mendukung dan membantu si musisi untuk terus berkarya.

Pada akhirnya bukan cuma sekedar kain dan sablon atau lirik dan musik, tapi bisa lebih dari itu. Ada sikap, gagasan dan hubungan perasaan di dalamnya.

Jadi, apa pembaca tertarik buat membeli kaos band?

 

Baca Juga Ketegasan: Wajah Lain dari Kasih Sayang dalam Pendidikan

 

Kontributor: Raka Amarullah

Penyunting: Navi’ Vadila

Editor: Faras Azryllah

Share your love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *